Gonjang-ganjing penyedotan pulsa di Indonesia sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Lembaga riset telematika Sharing Vision Bandung mencatat penyedotan pulsa termasuk satu dari lima tindak penipuan (fraud) paling umum di dunia telekomunikasi yang terdiri dari; internal fraud, prepaid fraud, roaming fraud, interconection fraud dan handset cloning.
Hal yang menyedihkan dari tindak penipuan telekomunikasi tersebut terbanyak justru dilakukan oknum internal operator sebesar 69% , eksternal 11% dan kerja sama internal - eksternal 20%. Kenapa hal ini terjadi? Bukan hanya di Indonesia, bahkan di Amerika Serikat sekalipun telekomunikasi adalah industri yang keuangannya paling diincar pelaku kejahatan.
Sekedar untuk antisipasi ke depan, berikut sejumlah modus canggih penipuan seluler di dunia:
- Edwin Andrew Pena (pemilik Fortes Telecom di Miami, Amerika Serikat) pada tahun 2006 meretas jaringan VoIP/internet teleponi milik provider lain dan membebankan tarifnya sehingga nilai kerugian mencapai 1 juta dolar AS.
- Seorang pelanggan di Eropa barhasil menembus customer service security check sebuah operator - yang identitasnya disembunyikan untuk menelepon ke Nigeria berjam-jam serta merugikan operator 900.000 dolar AS.
- Software Mobile Spy bisa memonitor SMS (pesan terkirim, pesan diterima, nama pengirim/penerima, isi SMS, tanggal, dan waktu) hinga memantau panggilan seperti panggilan masuk/keluar, nomor yang dituju, tanggal dan waktu panggilan.
- Software Super Bluetooth Hack versi 1.7, jika dikoneksikan dengan handphone lain via bluetooth, bisa membaca SMS dan daftar kontak, mengubah profile, mematikan ponsel, mengubah volume, menjalankan ringtone, hingga menelepon dari kejauhan.
- Handset Cloning, yakni mencatut nomor MIN/mobile identification number,ESN/electronik serial number, PIN/personal identification number pada handphone seseorang sehingga tagihan nanti dibebankan ke pemilik handphone yang dicatut.
No comments:
Post a Comment
pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar,,,